Merencanakan keuangan sejatinya dilakukan siapa saja sedini mungkin. Ini penting mengingat kemampuan dan kebutuhan tiap individu dalam segi finansial berbeda-beda. Perencanaan keuangan juga perlu dimulai dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai.
Bagi Mike Rini Sutikno, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), ketiga hal tersebut menjadi prinsip utama ketika berhadapan dengan klien.
"Kebutuhan rencana keuangan tiap klien berbeda-beda. Mereka yang sedang mencari kerja, misalnya, butuh perencanaan keuangan untuk mendapatkan uang. Sementara yang sudah bekerja, butuh perencanaan keuangan untuk mengelola uang yang mereka miliki," kata Mike ketika berbincang dengan okezone, beberapa waktu lalu.
Perempuan kelahiran 12 Maret 1974 ini memulai profesi sebagai perencana keuangan sekira delapan tahun lalu. Ketika itu dia memutuskan berhenti dari pekerjaannya di sebuah bank untuk terlibat langsung dalam kegiatan perencanaan keuangan secara profesional.
Meski didukung pengalamannya di dunia perbankan, dorongan lebih besar untuk menjadi perencana keuangan ternyata datang dari panggilan hatinya. Ketika menangani nasabah di bank, perempuan berjilbab ini melihat, banyak orang masih membutuhkan bantuan dalam merencanakan keuangan.
"Apalagi ketika berhadapan dengan para nasabah yang menderita akibat krisis ekonomi pada 1997 lalu. Ada yang datang ke saya, bercerita kehilangan uang ratusan juta rupiah atau kehilangan rumah. Saya merasa ingin membantu mereka lebih banyak lagi," tuturnya.
Karier Mike sebagai perencana keuangan profesional dimulai dengan menjalani magang di berbagai lembaga penasihat keuangan seperti Safir Senduk & Rekan, dan Hijrah Institue. Selama sedikitnya dua tahun, Mike rela tidak dibayar demi mendapatkan pelajaran dan jam terbang. "Simpanan gaji saya ketika dulu di bank habis untuk biaya hidup sehari-hari," kenangnya.
Cikal bakal MRE dimulai ketika Mike mengusung nama Mike Rini dan Rekan dalam berbagai proyek perencanaan keuangannya, baik untuk klien individu maupun klien organisasi atau perusahaan. Seiring perkembangan waktu, proyek yang ditangani Mike dan timnya pun makin banyak dengan skala lebih global.
Saat ini Mike menangani proyek-proyek perencanaan keuangan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat dari sedikitnya dua organisasi tingkat dunia, yakni Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Bank Dunia.
"Ketika tawaran proyek dari mereka masuk, maka saya mendirikan PT Mitra Rencana Edukasi (MRE) pada Maret 2007. Sebab, proyek-proyek besar seperti itu harus ditangani perusahaan berbadan hukum," imbuh penyuka seni dan kebudayaan tersebut.
Program-program yang ditangani Mike biasanya berhubungan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Berbagai proyek padat karya itu pun mengharuskan Mike mengunjungi banyak daerah di Tanah Air. Di sana, dia tak hanya memberikan penyuluhan keuangan kepada masyarakat, tetapi juga melakukan riset tentang berbagai program pemberdayaan masyarakat dan buruh migran, misalnya melalui wirausaha.
Mike mengenang, saking padatnya jadwal dan terbatasnya dana, seringkali dia tiba di tempat tujuan mepet waktu. "Tak jarang saya tidak punya waktu untuk mandi dan berganti baju. Akhirnya saya pun hanya membersihkan diri seadanya di stasiun kereta api dan langsung meluncur ke tempat penyuluhan," ujar wanita lajang ini sembari tergelak.
Selain membuat program-program analisis dan pemberdayaan masyarakat, Mike juga aktif mengampu berbagai rubrik perencanaan keuangan di banyak media massa. Dia pun membuat formulasi umum perencanaan keuangan yang dapat diterapkan semua orang dari berbagai kelompok usia dan rentang pendapatan.
Selesai Dalam Tiga Langkah
Perempuan berjilbab ini yakin, mengelola keuangan sebenarnya tidak sulit dan dapat dilakukan semua orang. Sedikitnya ada tiga hal yang dapat diupayakan dalam merencanakan keuangan.
Pertama, mengeluarkan uang sesuai prioritas kebutuhan, bukan keinginan. Kedua, memerhatikan kewajiban seperti cicilan utang yang harus dibayar. Dan ketiga, menekan biaya hidup sehari-hari. Menurutnya, banyak pendekatan untuk berhemat. Misalnya mengurangi frekuensi jalan-jalan di mall, atau membayar segala sesuatu dengan tunai dan bukan mengandalkan kartu kredit.
"Selain itu, kita juga harus mencari sumber pendapatan lain. Jangan hanya mengandalkan gaji," tutupnya.
Langkah pertama formula tersebut adalah memetakan kekuatan finansial seseorang (assessment). Tahap ini mencakup penilaian seseorang tentang harta, utang, cash flow, dan balance sheet dalam sistem keuangannya.
Dengan bermodalkan assessment tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan keuangan seseorang. "Tujuan perencanaan keuangan tiap tentu berbeda, semua sesuai kebutuhan mereka. Ini harus ditentukan sejak awal," imbuhnya.
Setelah tujuan ditetapkan, maka seseorang yang sedang merencanakan keuangan harus mendata masalah apa saja yang timbul untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan mendata masalah tersebut, maka dia akan mudah memasuki langkah selanjutnya, yakni merumuskan solusi.
Langkah berikutnya adalah implementasi solusi tersebut. Hasil implementasi solusi ini bisa jadi sesuai tujuan, bisa juga tidak, atau bahkan melebihi harapan. Poin-poin inilah yang kemudian dievaluasi pada tahap akhir perencanaan keuangan.
"Evaluasi pada tahap akhir formula ini kemudian dapat kita jadikan assesment pada perencanaan keuangan berikutnya. Agar lebih optimal, rencana keuangan harus kita update secara berkala tiap tahun," papar Mike
Penulis buku "120 Solusi Mengelola Keuangan Pribadi" ini mengingatkan, agar efektif, perencanaan keuangan perlu dimulai sejak dini. Setidaknya di awal usia produktif seseorang.
Dia mengilustrasikan, misalnya usia produktif seseorang ada di kisaran 22-55 tahun. Selama rentang itu pula seseorang dapat bekerja untuk menghidupi dirinya. Namun, lepas usia 55 tahun dan memasuki masa pensiun, maka orang tersebut pun tidak lagi memiliki penghasilan untuk membiayai kebutuhan hidupnya.
Masa usai pensiun inilah yang menjadi titik rawan kebutuhan finansial seseorang. Mike menegaskan, perencanaan keuangan yang baik selama usia produktif akan mampu membuat kehidupan masa pensiun seseorang terjamin.
"Jadi, seseorang punya kesempatan untuk mengakumulasi tabungan selama 33 tahun masa bekerja. Hasilnya dapat menjadi pegangan kita ketika memasuki masa pensiun. Inilah pentingnya merencanakan keuangan. Sebab kita kan tidak bisa selamanya mendapatkan penghasilan," terang pemegang gelar Certified Financial Planner (CFP) training dari The Financial Planning Standard Board Indonesia itu.
Bagi Mike Rini Sutikno, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), ketiga hal tersebut menjadi prinsip utama ketika berhadapan dengan klien.
"Kebutuhan rencana keuangan tiap klien berbeda-beda. Mereka yang sedang mencari kerja, misalnya, butuh perencanaan keuangan untuk mendapatkan uang. Sementara yang sudah bekerja, butuh perencanaan keuangan untuk mengelola uang yang mereka miliki," kata Mike ketika berbincang dengan okezone, beberapa waktu lalu.
Perempuan kelahiran 12 Maret 1974 ini memulai profesi sebagai perencana keuangan sekira delapan tahun lalu. Ketika itu dia memutuskan berhenti dari pekerjaannya di sebuah bank untuk terlibat langsung dalam kegiatan perencanaan keuangan secara profesional.
Meski didukung pengalamannya di dunia perbankan, dorongan lebih besar untuk menjadi perencana keuangan ternyata datang dari panggilan hatinya. Ketika menangani nasabah di bank, perempuan berjilbab ini melihat, banyak orang masih membutuhkan bantuan dalam merencanakan keuangan.
"Apalagi ketika berhadapan dengan para nasabah yang menderita akibat krisis ekonomi pada 1997 lalu. Ada yang datang ke saya, bercerita kehilangan uang ratusan juta rupiah atau kehilangan rumah. Saya merasa ingin membantu mereka lebih banyak lagi," tuturnya.
Karier Mike sebagai perencana keuangan profesional dimulai dengan menjalani magang di berbagai lembaga penasihat keuangan seperti Safir Senduk & Rekan, dan Hijrah Institue. Selama sedikitnya dua tahun, Mike rela tidak dibayar demi mendapatkan pelajaran dan jam terbang. "Simpanan gaji saya ketika dulu di bank habis untuk biaya hidup sehari-hari," kenangnya.
Cikal bakal MRE dimulai ketika Mike mengusung nama Mike Rini dan Rekan dalam berbagai proyek perencanaan keuangannya, baik untuk klien individu maupun klien organisasi atau perusahaan. Seiring perkembangan waktu, proyek yang ditangani Mike dan timnya pun makin banyak dengan skala lebih global.
Saat ini Mike menangani proyek-proyek perencanaan keuangan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat dari sedikitnya dua organisasi tingkat dunia, yakni Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Bank Dunia.
"Ketika tawaran proyek dari mereka masuk, maka saya mendirikan PT Mitra Rencana Edukasi (MRE) pada Maret 2007. Sebab, proyek-proyek besar seperti itu harus ditangani perusahaan berbadan hukum," imbuh penyuka seni dan kebudayaan tersebut.
Program-program yang ditangani Mike biasanya berhubungan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Berbagai proyek padat karya itu pun mengharuskan Mike mengunjungi banyak daerah di Tanah Air. Di sana, dia tak hanya memberikan penyuluhan keuangan kepada masyarakat, tetapi juga melakukan riset tentang berbagai program pemberdayaan masyarakat dan buruh migran, misalnya melalui wirausaha.
Mike mengenang, saking padatnya jadwal dan terbatasnya dana, seringkali dia tiba di tempat tujuan mepet waktu. "Tak jarang saya tidak punya waktu untuk mandi dan berganti baju. Akhirnya saya pun hanya membersihkan diri seadanya di stasiun kereta api dan langsung meluncur ke tempat penyuluhan," ujar wanita lajang ini sembari tergelak.
Selain membuat program-program analisis dan pemberdayaan masyarakat, Mike juga aktif mengampu berbagai rubrik perencanaan keuangan di banyak media massa. Dia pun membuat formulasi umum perencanaan keuangan yang dapat diterapkan semua orang dari berbagai kelompok usia dan rentang pendapatan.
Selesai Dalam Tiga Langkah
Perempuan berjilbab ini yakin, mengelola keuangan sebenarnya tidak sulit dan dapat dilakukan semua orang. Sedikitnya ada tiga hal yang dapat diupayakan dalam merencanakan keuangan.
Pertama, mengeluarkan uang sesuai prioritas kebutuhan, bukan keinginan. Kedua, memerhatikan kewajiban seperti cicilan utang yang harus dibayar. Dan ketiga, menekan biaya hidup sehari-hari. Menurutnya, banyak pendekatan untuk berhemat. Misalnya mengurangi frekuensi jalan-jalan di mall, atau membayar segala sesuatu dengan tunai dan bukan mengandalkan kartu kredit.
"Selain itu, kita juga harus mencari sumber pendapatan lain. Jangan hanya mengandalkan gaji," tutupnya.
Langkah pertama formula tersebut adalah memetakan kekuatan finansial seseorang (assessment). Tahap ini mencakup penilaian seseorang tentang harta, utang, cash flow, dan balance sheet dalam sistem keuangannya.
Dengan bermodalkan assessment tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan keuangan seseorang. "Tujuan perencanaan keuangan tiap tentu berbeda, semua sesuai kebutuhan mereka. Ini harus ditentukan sejak awal," imbuhnya.
Setelah tujuan ditetapkan, maka seseorang yang sedang merencanakan keuangan harus mendata masalah apa saja yang timbul untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan mendata masalah tersebut, maka dia akan mudah memasuki langkah selanjutnya, yakni merumuskan solusi.
Langkah berikutnya adalah implementasi solusi tersebut. Hasil implementasi solusi ini bisa jadi sesuai tujuan, bisa juga tidak, atau bahkan melebihi harapan. Poin-poin inilah yang kemudian dievaluasi pada tahap akhir perencanaan keuangan.
"Evaluasi pada tahap akhir formula ini kemudian dapat kita jadikan assesment pada perencanaan keuangan berikutnya. Agar lebih optimal, rencana keuangan harus kita update secara berkala tiap tahun," papar Mike
Penulis buku "120 Solusi Mengelola Keuangan Pribadi" ini mengingatkan, agar efektif, perencanaan keuangan perlu dimulai sejak dini. Setidaknya di awal usia produktif seseorang.
Dia mengilustrasikan, misalnya usia produktif seseorang ada di kisaran 22-55 tahun. Selama rentang itu pula seseorang dapat bekerja untuk menghidupi dirinya. Namun, lepas usia 55 tahun dan memasuki masa pensiun, maka orang tersebut pun tidak lagi memiliki penghasilan untuk membiayai kebutuhan hidupnya.
Masa usai pensiun inilah yang menjadi titik rawan kebutuhan finansial seseorang. Mike menegaskan, perencanaan keuangan yang baik selama usia produktif akan mampu membuat kehidupan masa pensiun seseorang terjamin.
"Jadi, seseorang punya kesempatan untuk mengakumulasi tabungan selama 33 tahun masa bekerja. Hasilnya dapat menjadi pegangan kita ketika memasuki masa pensiun. Inilah pentingnya merencanakan keuangan. Sebab kita kan tidak bisa selamanya mendapatkan penghasilan," terang pemegang gelar Certified Financial Planner (CFP) training dari The Financial Planning Standard Board Indonesia itu.
Semoga dapat menginspirasi kita untuk terus belajar dan berkarya !
sumber : okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar