Berikut adalah beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan dalam memilih alat kontrasepsi:
- Berapa harga yang harus anda bayar
- Seberapa sering anda menggunakannya
- Efek samping dari alat kontrasepsi
- Persentase kegagalan dari jenis alat kontrasepsi
- Perhatikan keadaan tubuh / kesehatan anda, pastikan alat kontrasepsi pilihan anda dapat anda gunakan dengan aman
Berbagai macam alat-alat kontrasepsi:
- KB Suntik
- Pill KB / Kontrasepsi Pil
- Spiral / IUD
- Kondom
KB Suntik
Koran Kompas menyebutkan bahwa KB suntik menjadi pilihan mayoritas dikalangain ibu-ibu. Angka statistik ini di dapat dari Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Sugiri Sjarief, MPA saat media edukasi Kontrasepsi Sebagai Suatu Kebutuhan, di Grand Hyat, Jakarta pertengahan 2008.
Apa yang menyebabkan KB suntik menjadi favorit di bandingkan cara KB lainnya? Kebanyakan dari mereka memilih KB suntik karena mereka hanya perlu melakukannya 1 - 3 bulan sekali dan tidak perlu melalui proses trauma seperti pada saat pemasangan spiral. Konstrasepsi suntik dinilai efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih bisa hamil)
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina pun menjadi lebih kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
Kontrasepsi: Pills, Mini Pills dan IUD
Sumber: ibu ibu DI
"Bagaimana aturan penggunaan mini pil yang efektif. Apakah harus selalu pada jam yang sama setiap harinya? Bagaimana bila kita lupa?"[Mi]
"Apakah benar bahwa penggunaan mini pill tidak efektif setelah masa pemakaian 4 strip (4 bulan) ? Karena dokter saya hanya memberikan mini pill / excluton sebanyak 4 kali saja dan untuk seterusnya dianjurkan untuk menggunakan pil biasa atau IUD." [Mi]
Jawab
"Penggunaan kontrasepsi pil tergantung dari jenis pilnya. Aku saat ini menggunakan KB dengan pil Gynera, produksi Schering AG. Harga sekitar Rp.50.000,- per pak, isi 21 tablet. Pil ini diminum setiap hari pada jam yang sama. Kalau lupa meminum pada jam tersebut diberi tenggang waktu hingga 12 jam dari jam biasanya. Lewat 12 jam, pilnya TIDAK boleh diminum lagi. Dilanjutkan keesokan harinya dengan pil untuk hari itu sesuai dengan petunjuk harinya. Nah, kalau lupa untuk minum, dianjurkan untuk menggunakan kondom atau alat kontrasepsi non hormonal lainnya setiap berhubungan.. Setelah habis 1 periode minum (21 hari) diberi tenggang waktu 7 hari sebelum mulai minum pack berikutnya. Biasanya menstruasi akan keluar dalam periode 7 hari ini. Bila dalam 7 hari ini tidak ada menstruasi sebaiknya hubungi DSOG sebelum mulai minum pack berikutnya. Aku sepertinya cocok dengan pil KB ini, karena sejak meminum pil ini siklus mensku jadi teratur, tidak seperti ketika aku dulu menggunakan suntik KB.."[Jn]
"Aku menggunakan pil Exluton (untuk ibu menyusui), sejak anak pertama hingga anak kedua (saat ini berusia 9,5 bulan). Nah sepertinya karena aku memberi ASI, aku tidak mendapat mens hingga 7,5 bulan. Bahkan sewaktu menyusui anak pertama aku baru mulai mendapat mens lagi setelah anakku berusia 1,3 tahun. Cara minum pilnya, harus pada jam yang sama dengan tenggang waktu sekitar 2 jam (plus minus). Aku pernah tanya dokter bagaimana bila suatu hari kita lupa minum pilnya tetapi kita terlanjur berhubungan dengan suami, menurut dokternya kita harus minum pilnya itu pada saat kita ingat, setelah itu siklus minum pilnya kembali seperti semula. Tetapi kalau teringatnya setelah 24 jam ya minumnya satu saja, tidak perlu dua, tetapi diminum pada hari yang bener, yang terlupa disisakan saja, agar mudah untuk kita mengontrol hari berikutnya. Saya punya trik supaya tidak lupa, pil ini saya letakkan diatas kulkas atau bisa juga ditempatkan pada tempat yang gampang terlihat (setiap saat). Selain itu peran suami juga sangat penting agar selalu mengingatkan kita Di sini Exluton harganya sekitar 10 - 15 ribu rupiah."[Yn]
"Aku ber-KB dengan pil Diane 35 produksi Organon, harganya kalau di apotik sekitar 61-62 ribu rupiah, tapi kalau di Century 57 ribu. Sebelumnya waktu menyusui aku pake Exluton. Diane aturan minumnya sama juga dengan Gynera, kalau lupa minum tenggang waktunya 12 jam. Tapi menurut dokterku paling bagus tenggang waktu sekitar dua jam dan lebih bagus kalau diminum malem hari. Pengalamanku, aku pernah lupa memberi tenggang waktu antara 1 periode minum dan berikutnya, akhirnya aku sempat beberapa bulan tidak mens. Sekedar info, pil KB itu karena fungsinya mengatur hormon memang membuat menstruasi menjadi teratur. Dulu aku sempat kosong satu tahun setelah menikah karena kondisi hormonku tidak bagus sehingga sulit hamil dan oleh dokterku aku diterapi dengan pil KB. Ternyata setelah itu mens menjadi teratur, PMS hilang dan Alhamdulillah setelah tiga bulan terapi hormon aku hamil :-))"[Ml]
"Saya dulu mengkomsumsi pil Microgynon tetapi pil tersebut berpengaruh terhadap produksi ASI yang mengakibatkan anak saya tidak mau menyusui. Sedangkan pil Excluton memang ditujukan untuk ibu yang masih menyusui. Coba anda minta diresepkan lagi oleh dokter" [DB]
"Saya menggunakan Microlut, keluaran Schering. Aturan minumnya tidak jauh beda dengan pil lain, diminum diwaktu yang sama, selisih/ tenggang waktu 3 jam setiap harinya. Kalau terlupa, selama tidak lebih dari 12 jam diminum jatah hari itu, kalau lewat ya sudah dilanjutkan keesokan harinya. Dan proteksinya baru akan efektif setelah 14 hari kontinyu minum, artinya dalam 14 hari pertama belum ada proteksi."[nn]
Tanya
"Apakah benar menggunakan IUD akan susah punya anak lagi ? Karena selama ini yang saya dengar, apabila kita menggunakan hormon (pil/suntik) baru kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan." [LK]
Jawab
"IUD sesuai namanya : Intra Uterine Device, berarti alat yang dimasukkan ke uterus (rahim). Kita menyebutnya spiral, karena dulu baru keluar yang bentuknya melingkar - lingkar seperti spiral. Tapi sekarang bentuknya sudah tidak melingkar - lingkar lagi, tetapi seperti huruf T sedangkan pil tidak termasuk IUD. Memang efek dari penggunaan IUD tergantung dari kondisi tubuh masing - masing. Teman saya sebulan setelah lepas IUD langsung hamil sedangkan saya sudah lepas IUD setahun yang lalu namun belum juga hamil." [Rn]
"Menurut saya pemakaian IUD tidak menyebabkan kesulitan didalam memperoleh keturunan. Karena saya menggunakan IUD semenjak anak saya yang pertama berumur 5 bulan sampai dengan anak saya berusia 3,5 tahun. Selama pemakaian IUD saya tidak pernah kontrol karena kebetulan saya tidak ada keluhan dan hubungan suami isteri juga tidak mengalami gangguan. Alhamdulillah, Saya lepas sprial bulan Juli 1999 dan hamil di bulan November 1999 serta melahirkan bulan Juli 2000." [Nv]
"Menurut pengetahuan saya, pemakaian IUD tidak menjadikan seseorang kesulitan didalam memperoleh momongan. Karena teman saya menggunakan IUD, 1 bulan setelah IUD dilepas teman saya langsung hamil. Jadi mungkin tergantung dari kondisi masing - masing individu."[Nur]
"Mungkin tidak terjadi kepada semua pemakai IUD. Namanya benda asing yang dimasukin ke dalam tubuh, mempunyai efek yang berbeda pada setiap orang. Yang minus kemungkinan terjadi perlengketan sangat besar, ini diakui oleh dsog saya. Apabila usia kita sudah diatas 30 tahun, tapi masih ingin mempunya anak lagi, saran saya sebaiknya jangan KB lebih baik menggunakan sistem kalender/kondom. Tapi kalau memang sudah tidak mau tambah anak lagi, tidak apa - apa menggunakan IUD karena jangka waktu penggunaannya yang cukup panjang."[DB]
"Saya menggunakan spiral, setelah berencana untuk hamil anak kedua spiral tersebut saya lepas, sebulan kemudian saya langsung hamil dan saya belum pernah mendengar bahwa apbila kita menggunakan IUD akan kesulitan mendapatkan keturunan atau mungkin karena ini tergantung dari kondisi tubuh ibu." [Dn]
"Menurut saya apakah penggunaan IUD akan berakibat susah memiliki keturunan memang tergantung dari kondisi tubuh masing - masing. Saya menggunakan spiral (IUD) sejak bulan November 1999 sampai dengan bulan Juli 2001, setelah dilepas saya sempat 1 kali mengalami haid pada bulan Juli dan bulan berikutnya saya sudah hamil." [Mi]
Spiral
Sumber: ibu ibu DI
Terima kasih atas infonya, saya akan kasih tahu suami tentang hal ini. Kalau kami tetap memutuskan pakai spiral, semoga saya masih bisa memberikan adik buat anak pertama saya kalau saya copot spiral dan saya harus sering-sering cek spiral ke dokter. [Krs]
Jawab
Saya juga dulu tidak ditanya sama dokter. Saya juga termasuk orang yang malas ke dokter untuk kontrol spiral (cuma 2 kali selama 3 tahun. Yang pertama, seminggu setelah pemasangan, yang kedua waktu mau lepas spiral) Tapi Alhamdulillah selama 3 tahun pakai spiral tidak ada keluhan dan sebulan setelah lepas spiral, Alhamdulillah saya dikasih kepercayaan sama Allah untuk hamil lagi [QQ]
Waktu saya mau pasang kontrasepsi 7 bulan yang lalu, saya tanya-tanya sama dokter kira-kira kontrasepsi apa yang bagus. Terus dsog saya menjelaskan beberapa macam kontrasepsi yang ada, termasuk spiral. Beliau menganjurkan pakai spiral karena efek hormonnya relatif lebih sedikit. Terus saya cerita, bahwa ada temen sekantor yang setelah lepas spiral (sudah 4 tahun) susah hamil lagi malah sekarang dia ada kista. Katanya lagi, tidak semua orang yang pakai spiral berefek seperti itu, banyak juga yang lepas spiral langsung hamil. Spiral juga jika waktunya cukup panjang yaitu 10 tahun, tapi sebaiknya memang harus rajin kontrol 6 bulan pertama, 1 tahun pertama, dan setiap 3 tahun sekali katanya. Terus sejak pakai spiral saya baru dapat haid 5 bulan kemudian, rasanya sakit sekali. Waktu saya kontrol saya dikasih obat untuk mengurangi rasa sakit. Ternyata pada waktu haid ada kontraksi sehingga terasa kesakitan. Kata dsog kalau bulan depan masih sakit lagi ya terpaksa saya harus lepas spiral, wah saya harus ganti apa ya? ada yang kasusnya kayak saya tidak ya? Jadi, mungkin masing-masing orang beda kali [IT]
Dulu waktu saya habis melahirkan anak pertama juga ditanya sama dsog, mau pakai KB apa, dan dia tanya kapan rencana mau hamil lagi. Waktu saya bilang 2 tahun lagi, dia Cuma kasih pilihan pil, suntik, kalender atau kondom. Dia tidak menyarankan spiral buat yang mau punya anak lagi dalam waktu dekat dengan alasan seperti yang dibilang sama Mbak Ren dibawah ini [Rn]
Yang saya baca, kalau di luar negeri spiral tidak dianjurkan untuk orang yang ingin punya anak lagi, karena resikonya (ternyata) cukup besar, dari mulai infeksi s/d infertility. Jadi spiral itu benda asing yang dimasukkan, juga ada benang panjang. Si benang ini punya kemungkinan kontak dengan dunia luar yang lebih besar, jadi kemungkinan ada infeksi yang bisa 'naik' ke atas. Akibat dari infeksi tahu sendirilah, bagian dalam kita bisa rusak, atau apa lah, yang bisa juga mengakibatkan parut-parut --> akibatnya susah hamil. Tidak mau hormonal jadi pakai spiral? Beberapa spiral juga diberi hormon, meskipun kadarnya lebih kecil, supaya daya kerjanya lebih mantap, selain untuk menghalangi masuknya sperma, juga hormon tersebut untuk bisa meruntuhkan dinding rahim. Kalau benar-benar tidak mau hormonal, pakai kondom atau berpantang. Yang lain semua hormonal. Dan kontrasepsi yang paling aman buat ibu memang 2 tadi itu : berpantang dan kondom. Cuma harus disiplin, nah ini yang susahnya Memang tidak semua pemakai spiral kena efek sampingnya, banyak juga yang baik-baik saja, begitu copot langsung hamil dan tidak bermasalah. Tapi kalau kena, ya biar bagaimanapun repot juga. Sekarang saya tidak mau pakai spiral lagi, pakai kontrasepsi yang paling aman tadi itu, meskipun tidak selalu bisa disiplin. Untung masih menyusui, jadi (semoga) terbantu usaha pencegahan kehamilannya [Ren]
Kondom
Pertanyaan saya:
1. Merek kondom yang tipis, bagus dan nyaman
2. Apa kondom ada ukurannya ? (ukuran size atau ukuran panjangnya?)
3. Dulu pake spiral gak cocok, sekarang mau pakai kondom juga ada sakitnya, yaitu terkena gesekan gulungan cincin karetnya
Jawab
Aku pakai sarung lebih dari 5 tahunan meski tidak rutin,soalnya aku pernah coba pakai pil tahan cuma 3 bulanan. Dan mengenai merk aku reference simplex dan durex,selain kelenturan juga ada bermacam-macam rasa, juga bentuk/model, misalnya gerigi/ulir di bagian ujung,rasa strawberry, long save dll. Tapi jangan sekali-sekali pakai merk okal, seperti:sutra, 25, soalnya 'kaku' kalau yang merk-merk tersebut yang ada nanti lecet dan suami kurang puas.
Aku sudah lebih 2 tahun pakai kondom durex. Selama ini tidak ada keluhan. Suami juga asik-asik saja. pernah sekali pakai yang merk sutra, kayaknya kurang elastis dan agak tebal. Setahu aku kondom tidak ada ukurannya, semua sama. Kalau beli di apotik juga tidak ada kan pertanyaan "mau yang ukuran apa?" gitu. Karena sifatnya kondom itu elastis, mengikuti ukuran penis. Aku tidak tahu merek apa yang sekarang suami pakai, tapi pernah sekali dapat yang 'kaku' jadinya malah kita berdua tidak nyaman. Tapi yang sekarang, tidak ada keluhan. Durex.
Aku dari dulu KB tidak pernah pakai yang lain selain kondom. Soalnya kalau yang lain aku denger tetap ada side effect, apakah itu kulit jadi jelek, gemuk, dll. Selama aku pakai aman-aman saja, anakku umur 7,5, dan 1 thn, dan selama itu kontrasepsi yang aku gunakan Cuma kondom saja. Cuma kalau pakai kondom kuncinya harus disiplin, jangan malas, ujung-ujungnya nanti kebobolan juga.
Rasanya all size ya/ dan aku reference pakai simplex saja. Selain banyak pilihan juga sedikit lebih murah dibanding durex, jadi aku bisa pilih sesuai selera. Dan kalau aku perhatikan sizenya memang lebih kecil simplex dibanding durex ,dan gulungan yang tersisa kan sudah rapi/membentuk cincin sebesar karet gelang kan bisa dinaikkan/didorong ke bagian pangkal semaximal mungkin jadi sewaktu penetrasi tidak sampai mentok kan? Dan rasa relax sewaktu penetrasi aku rasa juga sangat berpengaruh, kalau kita membayangkan lecet terus pasti akan kesakitanlah. Kalau kita gak pakai apa-apa juga tapi kitanya tidak siap bisa lecet juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar